1 SYAWAL 1434H

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 SYAWAL 1434 H "MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN"

Senin, 18 Oktober 2010

HARI JADI KOTA YOGYAKARTA

7 OKTOBER HARI JADI KOTA YOGYAKARTA Penentuan Hari Jadi Kota Yogyakarta merupakan hasil kajian dari wujud kerjasama antara Dinas Parsenibud Kota Yogyakarta dengan Tim Pengkajian Dan Pengembangan Fakultas Ilmu Budaya UGM. Kerjasama itu tertuang dalam Surat Walikota Yogyakarta Nomor: 602/473 tanggal 13 Februari 2003. Kemudian diseminarkan dengan berbagai tokoh masyarakat dan pejabat terkait tanggal 25 Juni 2003 bertempat dikomplek balaikota Yogyakarta.

Kota Yogyakarta telah dikenal luas menyandang predikat sebagai kota pelajar, kota budaya, kota pariwisata, kota gudeg, kota sepeda dan sebagainya. Aneka sebutan itu mengandung implikasi bagi Pemerintah Daerah maupun warganya. Sebagai konsekuensinya, perlu diupayakan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan predikat yang ada. Keberadaan Kota Yogyakarta sedikit berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia. Terutama terkait dengan status keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang selalu mengambil bagian yang sangat berarti sejak masa Kerajaan Mataram Islam sampai sekarang.

Salah satu aspek yang pantas mendapat perhatian untuk dikaji adalah keberadaan Kota Yogyakarta sebagai kota yang berpenghuni dan menggambarkan keramaian kota dengan berbagai karakteristiknya. Hal ini dapat memberikan gambaran tentang awal mula hunian kota yang dianggap sebagai lahirnya Kota Yogyakarta sebagai wadah hubungan sosial antar warganya. Pada gilirannya jika ditemukan bukti-bukti kronologi tentang peristiwa awal keberadaan Kota Yogyakarta dapat digunakan sebagai tanda Hari Jadi Kota Yogyakarta.

Kawasan yang sekarang dikenal sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah dikenal sejak masa Hindu-Budha di Indonesia dengan sebutan yang berbeda. Hal ini terbukti dengan ditemukannya berbagai artefak monumental berupa candi-candi di sekitar DIY. Pada kawasan ini (DIY) dalam percaturan politik setelah diadakan perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 yang pada intinya adalah pembagian wilayah Kerajaan Mataram Islam menjadi Surakarta Hadiningrat dan Ngayogyakarta Hadiningrat. Dimana Pangeran Mangkubumi medapat hutan beringin disebelah barat kali opak yang kemudian dipersiapkan sebagai ibukota kerajaann baru Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Sebelum menempati Kraton yang baru, Pangeran Mangkubumi mesanggrah di Ambarketawang. Setelah segala sesuatu yang diperlukan sebagai fasilitas siap maka pada bulan Oktober tahun berikutnya, Pangeran Mangkubumi memasuki Kota Ngayogyakarta Hadiningrat untuk memimpin wilayah sebagai sebuah kerajaan. Pada saat itulah mulai bermunculan segala fasilitas kota sebagai sebuah ibukota kerajaan sekaligus wadah hubungan sosial antarwarga dalam kehidupan sehari-hari.

Didalam pelaksanaan kajian Hari Jadi Kota Yogyakarta digunakan metode penalaran induktif. Artinya berangkat dari kajian data yang bersumber dari berbagai sumber tertulis berupa prasasti, naskah kesastraan dan dokumen tertulis lainnya. Data kemudian dianalisis sesuai dengan kebutuhan, yaitu inventarisasi dan identifikasi kronologi yang sesuai dengan kriteria hari jadi. Kemudian dilakukan generalisasi empirik untuk menemukan tanggal hari jadi yang diinginkan. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif-analitik. Artinya didasarkan atas deskripsi data yang diperoleh dari hasil kajian terhadap sumber-sumber tertulis tentang Kota Yogyakarta.

Dari gambaran umum yang ada untuk menemukan tanggal Hari Jadi Kota Yogyakarta telah diusulkan beberapa kriteria sebagai parameter Hari Jadi Kota Yogyakarta seperti :

1. Dapat dipertanggungjawabkan secara histories.2. Terdapat tokoh historis tertentu sebagai penguasa atau pemimpin pada masa itu.3. Sedapat mungkin dicari dan dipilih momentum yang tertua.4. Mencerminkan identitas dan citra daerah.5. Mengandung nilai kebangsaan dan atau kepahlawanan.6. Memiliki nilai edukatif.7. Menimbulkan motivasi dan kebanggaan masyarakat.

8. Dapat diterima oleh masyarakat luas.

Berdasarkan pengamatan terhadap beberapa peristiwa sejarah yang dapat dikaitkan dengan momentum Hari Jadi, maka ada 4 peristiwa yang dianggap representatif menjadi tanggal Hari Jadi Kota Yogyakarta yaitu :

1. Tanggal 13 Februari 1755 adanya Perjanjian Giyanti (palihan negari)

2. Tanggal 7 Oktober 1756 mulai pembangunan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat hingga selesai serta masuknya Sri Sultan Hamengkubuwono I ke dalam Kraton.

3. Tanggal 4 Januari 1946 Yogyakarta sebagai Ibukota RI.

4. Tanggal 7 Juni 1947 oleh Pemerintah Kota Madya (sekarang Pemerintah Kota Yogyakarta) diduga mengikuti penetapan formal melalui Keputusan Pemerintah RI tentang Pemerintah Kota Yogyakarta.

Berdasarkan gambaran diatas untuk memilih Hari Jadi akan digunakan teknik pemilihan peringkat dengan memadulintaskan antara kriteria yang disusun dan disepakati dengan beberapa alternatif yang diunggulkan, sehingga menghasilkan skor hasil peringkat yang tergambar dalam matrik berikut :

ALTERNATIF13-2-17557-10-17564-1-19467-6-1947
KRITERIA

1

Dapat dipertanggungjawabkan

2

1

3

4

2

Tokoh Histories

2

1

3

4

3

Momentum Tertua

1

2

3

4

4

Identitas dan Citra Daerah

3

1

2

4

5

Nilai Kebangsaan

3

1

2

4

6

Nilai Edukatif

2

1

3

4

7

Motivasi dan Kebanggaan

2

1

3

4

8

Dapat diterima masyarakat

2

1

3

4

Jumlah1792232
Peringkat =IIIIIIIV
Metode penilaian tersebut berasal dari gagasan Prof. Soedjito, SH. MA. yang diadopsi dan dimodifikasi. Mekanisme kerja dilakukan dangan cara memberi skor terhadap alternatif tanggal untuk setiap kriteria, dengan ketentuan skoring bukan jumlah tetapi sama dengan peringkat (juara) sehingga hasil akhirnya yang memiliki peringkat paling kecil adalah sang juara atau yang seharusnya dipilih. Berdasarkan hasil perhitungan yang ada maka tanggal 7 Oktober 1756 dengan jumlah skor 9 sebagai juara atau yang seharusnya di tetapkan sebagai tanggal Hari Jadi Kota Yogyakarta.(nrp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar